
Franchise Sabana Fried Chicken merupakan salah satu brand lokal yang lahir dari mimpi besar seorang pengusaha bernama H. Syamsalis. Kisahnya berawal ketika perusahaan tempat ia bekerja terpaksa gulung tikar. Alih-alih terpuruk, ia justru menjadikan kondisi itu sebagai titik balik untuk membangun usaha baru.
Pada Agustus 2006, ia memberanikan diri membuka outlet pertama Sabana Fried Chicken di Bekasi dengan modal sederhana berupa gerobak kecil. Langkah ini tidak sekadar bertujuan mencari keuntungan, tetapi juga menghadirkan produk ayam goreng yang halal, higienis, dan berkualitas untuk masyarakat luas.
Sejak hari pertama berjualan, Sabana mendapat sambutan positif. Konsumen menyukai cita rasanya, sementara calon mitra melihat peluang bisnis yang menjanjikan. Transisi dari satu gerobak menuju belasan outlet terjadi hanya dalam hitungan bulan. Keberhasilan ini tidak lepas dari sistem manajemen yang rapi, terutama dalam pengadaan bahan baku. Semua mitra diwajibkan menggunakan pasokan resmi dari pusat sehingga kualitas dan rasa tetap konsisten di setiap gerai.
Dalam perjalanannya, Sabana terus memperluas jaringan melalui skema kemitraan yang terjangkau. Tanpa adanya biaya royalti yang memberatkan, banyak pengusaha kecil tertarik bergabung. Selain itu, manajemen juga berinovasi dengan menghadirkan Sabana Corner, yaitu konsep gerai yang lebih besar dan nyaman untuk konsumen yang ingin menikmati suasana makan di tempat. Langkah ini menjadi transisi penting dalam mengangkat citra Sabana agar tidak hanya dikenal sebagai usaha gerobakan, tetapi juga mampu bersaing dengan restoran cepat saji.
Kini, Sabana Fried Chicken telah berkembang menjadi ribuan outlet yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Perjalanan panjang dari sebuah gerobak sederhana hingga menjadi merek nasional membuktikan bahwa komitmen terhadap kualitas, strategi yang tepat, serta keberanian mengambil peluang mampu melahirkan kesuksesan besar. Dengan pendekatan santai namun konsisten, Sabana tetap menjadi pilihan masyarakat yang mencari ayam goreng enak, halal, dan ramah di kantong.

Membuka usaha melalui franchise Sabana Fried Chicken menjadi pilihan menarik bagi banyak calon pengusaha karena modal yang dibutuhkan tergolong terjangkau. Saat ini, biaya kemitraan penuh Sabana berada di kisaran Rp22 juta hingga Rp23,5 juta, tergantung paket serta kebutuhan tambahan di lapangan.
Angka tersebut sudah mencakup berbagai fasilitas penting seperti booth atau gerobak stainless, peralatan dapur, hingga perlengkapan pendukung untuk operasional harian. Dengan begitu, mitra tidak perlu lagi repot menyiapkan perlengkapan dari awal.
Selain biaya paket utama, calon mitra juga perlu menyiapkan dana untuk pendaftaran sekitar Rp5 juta serta modal bahan baku awal antara Rp1,6 juta hingga Rp2,3 juta. Transisi dari modal awal ke operasional menjadi lebih ringan karena Sabana menyediakan pasokan bahan baku langsung dari pusat. Dengan sistem ini, mitra tidak hanya terbantu dalam distribusi, tetapi juga dapat menjaga standar rasa dan kualitas yang sama di setiap gerai.
Keunggulan lain yang membuat banyak orang tertarik adalah konsep tanpa royalty fee. Artinya, setelah outlet berjalan, mitra tidak dibebankan potongan keuntungan bulanan kepada pusat. Hal ini memberikan ruang yang lebih luas untuk mengatur arus kas serta mempercepat balik modal. Ditambah lagi, biaya kemitraan sudah mencakup training, survei lokasi, hingga media promosi saat grand opening. Dengan adanya pendampingan ini, mitra baru bisa langsung fokus menjalankan usaha tanpa harus bingung mencari strategi awal.
Walaupun biaya awal terbilang ramah, calon pengusaha tetap perlu memperhitungkan faktor lokasi. Jika berada di luar Jabodetabek, ada kemungkinan biaya tambahan untuk pengiriman booth dan perlengkapan. Namun, transisi biaya ini sebanding dengan peluang besar yang ditawarkan, mengingat Sabana telah terbukti memiliki ribuan outlet yang sukses berjalan. Dengan modal relatif kecil, manajemen terstruktur, serta dukungan pusat yang kuat, franchise Sabana Fried Chicken menjadi salah satu opsi bisnis kuliner cepat saji yang layak dipertimbangkan oleh siapa saja yang ingin memulai usaha.
sumber : BFI Finance, Kompas Money, Storania
Pertama, kunjungi website resmi Sabana atau hubungi layanan kemitraan mereka. Sabana menyediakan proposal kemitraan dan formulir pendaftaran yang bisa diunduh atau diakses secara online.
Selanjutnya, pilih lokasi yang memiliki potensi tinggi: area ramai, dekat pemukiman, sekolah, pasar, atau tempat yang banyak dilewati orang. Sabana akan melakukan survei lokasi untuk memastikan bahwa tempat tersebut memenuhi kriterianya.
Setelah lokasi dipilih, calon mitra mengisi formulir pendaftaran yang disediakan. Formulir ini biasanya meminta data-diri (KTP, alamat, nomor telepon/email), foto lokasi, koordinat dari Google Maps, dan foto tempat usaha.
Pihak Sabana akan meninjau formulir dan melakukan survei langsung ke lokasi usaha yang diajukan. Bila lokasi belum memenuhi standar, calon mitra harus mencari opsi lokasi lain sampai disetujui.
Bila lokasi sudah disetujui, calon mitra diwajibkan untuk melakukan pembayaran paket kemitraan. Biaya ini mencakup booth/gerobak, peralatan, bahan baku awal, pelatihan, dan pengiriman perlengkapan. Besar modal tergantung wilayah serta paket yang dipilih.
Setelah pembayaran, Sabana akan menyelenggarakan pelatihan bagi mitra (dan kadang karyawan). Training ini mencakup standar operasional (SOP), pengolahan produk, pelayanan, kebersihan, serta manajemen usaha kecil agar mitra siap menjalankan usaha dengan mutu Sabana.
Berikutnya Sabana akan mengirimkan booth/gerobak dan perlengkapan lain yang disepakati dalam paket. Semua perlengkapan ini sudah termasuk peralatan dapur, perlengkapan usaha, dan stok awal bahan baku.
Setelah semua siap (booth, perlengkapan, bahan baku, training selesai), mitra dapat melakukan grand opening outlet. Sabana biasanya membantu promosi pembukaan melalui media mereka.
sumber : sabana.co.id, publikasimedia.com, ramadhanalasase.sajiansedap.grid.id
Konsep kemitraan yang diterapkan dalam franchise Sabana Fried Chicken menjadi salah satu alasan utama mengapa brand ini berkembang pesat di berbagai daerah. Sejak awal berdiri, Sabana mengedepankan prinsip saling menguntungkan antara pusat dan mitra. Dengan demikian, siapa pun yang ingin memulai usaha kuliner bisa mendapatkan dukungan penuh tanpa harus menanggung beban biaya berlebihan.
Salah satu keunggulan yang paling menarik adalah tanpa adanya royalty fee. Berbeda dengan banyak waralaba lain yang membebankan biaya persentase dari omzet, Sabana membebaskan mitra dari kewajiban tersebut. Transisi ini membuat pengusaha kecil dapat mengatur keuangan lebih leluasa sekaligus mempercepat perolehan balik modal. Tidak hanya itu, biaya investasi awal pun tergolong terjangkau dibanding brand sejenis, sehingga franchise ini mampu menjangkau lebih banyak kalangan.
Keunggulan berikutnya terletak pada distribusi bahan baku terpusat. Sabana memastikan semua mitra mendapatkan pasokan ayam, tepung, serta bumbu dari pusat sehingga cita rasa produk tetap konsisten di setiap outlet. Dengan cara ini, konsumen yang membeli di Bekasi maupun di kota lain tetap merasakan kualitas yang sama. Transisi manajemen bahan baku yang rapi ini juga mengurangi risiko penurunan mutu akibat perbedaan supplier.
Selain itu, Sabana memberikan pelatihan dan pendampingan operasional. Mitra tidak hanya menerima perlengkapan usaha, tetapi juga bimbingan dalam pengelolaan produk, pelayanan konsumen, hingga strategi promosi awal. Dengan dukungan ini, mitra baru bisa lebih percaya diri ketika memulai bisnis.
Terakhir, Sabana juga berinovasi dengan menghadirkan konsep Sabana Corner, yang memungkinkan mitra membuka outlet lebih besar dengan fasilitas makan di tempat. Transisi dari gerobak sederhana ke model modern ini menunjukkan fleksibilitas kemitraan Sabana dalam mengikuti tren pasar.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, tidak heran jika franchise Sabana Fried Chicken terus diminati dan menjadi salah satu pilihan terbaik bagi calon pengusaha yang ingin masuk ke bisnis kuliner cepat saji.
Memilih bisnis kuliner cepat saji melalui skema waralaba memang menggiurkan, namun setiap brand menawarkan struktur biaya dan keuntungan yang berbeda. Jika kita membandingkan franchise Sabana Fried Chicken dengan brand sejenis, terlihat jelas bahwa Sabana menawarkan paket yang lebih terjangkau.
Dengan biaya sekitar Rp22 juta hingga Rp23,5 juta, mitra sudah mendapatkan booth stainless, perlengkapan dapur, bahan baku awal, hingga pelatihan. Bandingkan dengan beberapa brand ayam goreng lokal lain yang mematok biaya kemitraan mulai dari Rp30 juta hingga Rp50 juta, bahkan ada yang menambahkan royalty fee bulanan.
Transisi menuju keuntungan juga terlihat lebih cepat pada Sabana karena tidak ada royalty fee. Artinya, seluruh omzet menjadi hak mitra sepenuhnya. Sementara itu, banyak franchise lain menerapkan potongan omzet bulanan antara 5% hingga 10% sebagai biaya royalti. Hal ini membuat mitra Sabana lebih leluasa mengatur arus kas dan mempercepat balik modal, terutama bila lokasi outlet berada di area ramai.
Dari sisi operasional, Sabana sudah menyiapkan sistem distribusi bahan baku terpusat sehingga kualitas produk tetap konsisten. Berbeda dengan beberapa brand lain yang membiarkan mitra mencari bahan sendiri, Sabana memastikan kontrol mutu lebih terjamin. Transisi ini penting karena konsistensi rasa menjadi kunci loyalitas pelanggan.
Namun, keuntungan yang ditawarkan Sabana bukan berarti tanpa tantangan. Persaingan ketat dengan brand besar yang memiliki dana promosi masif tetap menjadi faktor yang harus dihadapi. Meski begitu, biaya awal yang lebih rendah serta kebebasan dari royalti membuat Sabana lebih ramah bagi pengusaha pemula.
Dengan perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa franchise Sabana Fried Chicken lebih cocok untuk calon mitra yang ingin memulai usaha dengan modal terbatas namun tetap mengincar keuntungan yang stabil dan berkelanjutan.
Franchise Sabana Fried Chicken memiliki peluang besar dalam pasar kuliner cepat saji di Indonesia yang terus berkembang pesat. Gaya hidup masyarakat kini semakin praktis, sehingga permintaan terhadap makanan siap saji seperti ayam goreng meningkat dari tahun ke tahun. Transisi ini terlihat jelas terutama di kawasan perkotaan, di mana konsumen lebih mengutamakan kecepatan, rasa yang konsisten, serta harga yang terjangkau.
Pasar kuliner cepat saji di Indonesia juga memiliki karakteristik yang menarik. Konsumen tidak hanya mencari makanan cepat, tetapi juga menginginkan rasa yang cocok dengan lidah lokal. Sabana berhasil menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan ayam goreng bumbu khas yang berbeda dari merek global. Selain itu, harga produk yang ramah di kantong membuatnya dapat menjangkau berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga keluarga.
Dari sisi persaingan, memang banyak brand ayam goreng bermunculan. Namun, keunggulan Sabana terletak pada konsep kemitraannya yang sederhana, tanpa biaya royalti, serta dukungan penuh dalam distribusi bahan baku. Transisi inilah yang memberi keuntungan bagi mitra untuk tetap kompetitif di tengah pasar yang padat.
Dengan melihat tren konsumsi masyarakat yang terus meningkat, analisis pasar menunjukkan bahwa franchise Sabana Fried Chicken memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan di industri kuliner cepat saji Indonesia.
Banyak mitra telah merasakan sendiri bagaimana franchise Sabana Fried Chicken mampu membuka jalan menuju kesuksesan. Salah satunya adalah Ahmad Rifai, seorang pengusaha kecil di Cirebon. Ia memulai usahanya pada 2018 dengan modal terbatas, namun tetap memberanikan diri bergabung sebagai mitra Sabana. “Keterbatasan modal sempat membuat saya khawatir, namun dukungan sistem kemitraan Sabana justru menguatkan tekad saya. Modalnya jelas, tanpa biaya royalti, dan semua bahan baku sudah disediakan dari pusat,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, outlet yang awalnya hanya berupa gerobak kecil mulai ramai pembeli. Ahmad menuturkan bahwa perubahan dari kondisi sepi pembeli hingga akhirnya ramai terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Setelah dua bulan, omzet harian stabil dan saya bisa menambah karyawan untuk membantu. Kualitas rasa yang konsisten membuat pelanggan balik lagi setiap hari.” Keberhasilannya tidak berhenti di situ, karena pada tahun berikutnya ia membuka outlet kedua di lokasi strategis dekat sekolah.
Kisah serupa datang dari Dewi Lestari di Makassar. Ia mengaku memilih Sabana karena tidak ingin terbebani biaya royalti seperti franchise lain. “Meski modal saya terbatas dan sempat menimbulkan keraguan, struktur kemitraan Sabana membuat saya berani mencoba. Selain itu, tim Sabana memberi training yang detail, jadi saya tidak bingung mengelola usaha. Dukungan pusat benar-benar terasa,” katanya. Outlet miliknya kini menjadi salah satu gerai favorit di lingkungannya.
Dari berbagai pengalaman mitra, terlihat bahwa Sabana bukan sekadar waralaba makanan cepat saji, melainkan sebuah ekosistem bisnis yang menekankan kebersamaan. Transisi dari pemula hingga menjadi pengusaha berpengalaman bisa tercapai karena sistem kemitraan yang sederhana namun efektif. Testimoni ini membuktikan bahwa franchise Sabana Fried Chicken tidak hanya memberi peluang usaha, tetapi juga menghadirkan kisah nyata tentang keberanian dan kerja keras yang berbuah manis.
Menjalankan usaha melalui franchise Sabana Fried Chicken memiliki prospek jangka panjang yang cukup menjanjikan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan gerai yang konsisten di berbagai daerah sejak brand ini berdiri pada 2006. Dengan modal awal yang relatif terjangkau dibanding waralaba sejenis, Sabana berhasil menarik banyak mitra, khususnya bagi pelaku usaha baru yang berambisi terjun ke bisnis makanan cepat saji. Transisi ini menunjukkan bahwa model bisnis Sabana mampu bertahan dan berkembang meski menghadapi persaingan ketat.
Dari sisi pasar, kebutuhan masyarakat terhadap makanan cepat saji terus meningkat. Pola hidup praktis membuat ayam goreng menjadi salah satu pilihan utama konsumen di berbagai kalangan. Dengan harga yang ramah di kantong dan kualitas produk yang terjaga, Sabana memiliki peluang besar untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang. Selain itu, konsep tanpa royalty fee memberi keuntungan lebih kepada mitra karena laba bisa dikelola penuh tanpa potongan dari pusat.
Prospek positif juga datang dari inovasi manajemen Sabana. Perusahaan tidak hanya mengandalkan booth sederhana, tetapi juga memperkenalkan Sabana Corner, yaitu outlet berkonsep modern dengan fasilitas makan di tempat. Transisi ini membuka peluang lebih luas untuk menjangkau segmen konsumen yang mengutamakan kenyamanan. Dengan kombinasi antara inovasi dan konsistensi rasa, Sabana mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan tren kuliner.
Ke depan, peluang ekspansi franchise Sabana Fried Chicken masih terbuka lebar, terutama di kota-kota kecil yang jumlah gerainya belum banyak. Dengan dukungan distribusi bahan baku terpusat dan sistem operasional yang rapi, mitra memiliki dasar kuat untuk menjalankan usaha dalam jangka panjang. Singkatnya, franchise Sabana Fried Chicken bukan hanya bisnis musiman, melainkan peluang berkelanjutan yang bisa memberikan stabilitas dan keuntungan jika dikelola dengan konsisten.